Sudah merupakan hal yang biasa jika waktu berbuka puasa berbeda-beda yang pada umumnya terjadi akibat perbedaan wilayah. Misalnya, waktu berbuka di Jakarta berbeda dengan waktu berbuka di Papua. Atau waktu berbuka di Padang berbeda dengan waktu berbuka di Banda Aceh, walaupun secara geografis keduanya berdekatan.
Namun, pernahkah Anda mendengar adanya waktu berbuka puasa yang berbeda dalam satu gedung? Kedengarannya memang aneh dan mustahil. Tapi ternyata, hal ini benar terjadi. Fenomena unik ini terjadi di Burj Khalifa atau gedung yang biasa disebut dengan Burj al-Khalifa di Dubai, Uni Emirat Arab. Kementerian Urusan Islam dan Amal Sosial di Dubai (Uni Emirat Arab) telah menerbitkan jadwal imsakiyah Ramadhan khusus yang diberlakukan di menara ini.
Sebagai gedung pencakar langit tertinggi di dunia sejak 2010 hingga saat ini dan berlokasi di negara Islam, Menara Khalifa menjadi aspek khusus yang mendapat perlakuan berbeda dalam hal jadwal imsakiyah bulan Ramadhan dibanding lokasi-lokasi lainnya di Dubai.
Jadwal khusus tersebut, membagi Menara Khalifa menjadi tiga kelompok waktu berbuka puasa yang masing-masing berselisih satu menit. Maka, bila penghuni lantai dasar di gedung jangkung ini telah berbuka puasa misalnya pukul 19:02, penghuni lantai teratas baru boleh bersantap dalam tiga menit kemudian (pukul 19:05).
Menara Khalifa sendiri merupakan gedung pencakar langit setinggi 828 meter yang berdiri di atas daratan dengan elevasi 5 meter. Namun, lantai teratasnya terletak pada ketinggian 585 meter, dimana tinggi matahari terbenam atau terbit adalah -1,54 derajat dari cakrawala. Sementara, tinggi matahari terbenam/terbit di lantai terdasar adalah -0.90 derajat saja.
Dengan merujuk aturan sederhana di mana selisih tinggi 1 derajat adalah setara beda waktu 4 menit dan membulatkannya ke bilangan bulat terdekat, maka selisih tinggi matahari antara lantai dasar dan teratas setara dengan beda waktu 3 menit.
Jika dirinci lebih lanjut, maka waktu berbuka puasa hingga ketinggian 116 meter adalah sama dengan waktu berbuka puasa di lantai dasar ditambahkan satu menit. Sementara, di ketinggian antara 116 hingga 373 meter ditambahkan dua menit. Dan pada ketinggian antara 373 hingga 585 meter ditambahkan tiga menit.
Mulai dari dasar hingga puncaknya, Burj Khalifa Dubai memiliki lebih dari enam kali tinggi Monumen Nasional (Monas) di Indonesia. Gedung tersebut menjadi terlihat sangat jangkung jika dibandingkan dengan Monas yang tingginya hanya 132 meter. Puncaknya saja bisa dilihat sampai jarak hingga 95 kilometer.
Burj Dubai juga menjadi hotel dan tempat tinggal yang bisa menampung 900 orang. Giorgio Armani menjadi salah satu penyewa pertama dan membuka Hotel Armani pertama di dunia di sana dengan 160 kamar dan Armani Residences sebanyak 144 kamar apartemen.
Kesamaan antara Monas dan Burj Dubai yakni sebagai salah satu ikon tujuan wisata. Tentu saja fasilitas dan kelengkapan di Burj Dubai jauh lebih banyak dan beragam. Empat lantai khusus untuk sarana kebugaran dan wisata. Bahkan ada klub cerutu. Lantai 122 dibuat untuk restoran.
Sementara di lantai 124 pada ketinggian 442 meter disediakan teropong yang dilengkapi layar digital untuk melihat pemandangan Kota Dubai dan sekitarnya dari atas. Ini merupakan dek observasi tertinggi dari sebuah gedung di dunia.
Burj Dubai juga memecahkan rekor sebagai struktur bangunan tertinggi di dunia yang sebelumnya dipegang KVLY-TV di Blanchard, North Dakota, AS dan struktur bebas tertinggi yang sebelumnya dipegang CN Tower Toronto.
Burj Dubai memenuhi semua kriteria struktur tertinggi, tidak hanya berikut antena dan aksesori, tapi juga tertinggi jika diukur bangunan utamanya maupun bagian tertinggi yang dihuni manusia sesuai penilaian CTBUH (Council on Tall Buildings and Urban Habitat).
Meski total ketinggiannya lebih dari 800 meter, lantai tertinggi yang dihuni hanya sampai ketinggian 636 meter. Sementara struktur beton yang menyangga setinggi 574,4 meter.
Burj Dubai juga dilengkapi elevator paling cepat di dunia yang bergerak dengan kecepatan hingga 16,7 meter per detik atau 60 kilometer per jam. Ini juga bagian dari lift yang pernah dioperasikan paling tinggi di dunia.
Lantai dasarnya seluas 334.000 meter persegi. Dikelilingi taman seluas 15 hektar dan dilengkapi area parkir bawah tanah untuk 3.000 kendaraan.
Pembangunan Burj Dubai yang dalam Bahasa Arab berarti Menara Dubai itu membutuhkan material yang sangat banyak. Beton yang digunakan saja, jika dihitung-hitung beratnya setara dengan sekitar 100.000 gajah dewasa.
Untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari, Burj Dubai dipasok 15 juta galon air atau setara dengan 20 kolam renang standar olimpiade. Sementara untuk fasilitas pendingin dibutuhkan proses yang setara dengan mencairkan 10.000 ton es setiap hari. Untuk penerangannya perlu lampu yang setara dengan 360.000 bohlam masing-masing 100 watt.
Total seluruh biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan Burj Dubai sekitar 4,1 miliar dollar AS atau sekitar Rp 40 triliun. Biaya tersebut merupakan bagian dari investasi megaproyek Pusat Kota Dubai senilai 20 miliar dollar AS.
Burj Dubai didesain oleh Skidmore, Owings, and Merrill, konsultan arsitektur di Chicago, AS. Pengembang proyek tersebut adalah Emaar Properties yang merupakan salah satu pengembang properti terbesar di jazirah Arab.
Sementara kontraktor proyek adalah Samsung bersama Besix dari Belgia dan perusahaan lokal Arabtec. Burj Dubai terletak di Sheikh Zayed Road tepatnya perempatan Doha Street.
Nah... Itu dia fenomena menarik yang benar terjadi di dunia dimana dalam satu gedung, waktu buka puasanya bisa berbeda. Artinya, waktu imsaknya juga berbeda. Mungkin masing-masing lantai punya imam sendiri-sendiri kali ya.. hhe
Sumber